Pak Asep Supena sebagai keynote speaker (el.).
Jakarta (HIMMPAS UNJ). Kamis, 18 Desember 2014 kemarin, Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) UNJ menggelar acara Seminar EduNation di gedung sertifikasi guru kampus A UNJ. Acara yang dihadiri oleh hampir seratus peserta ini mengangkat tema, “Memoar dan Resolusi Pendidikan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean”. EduNation merupakan rangkaian dari acara Muktamar HIMMPAS UNJ yang akan diadakan pada Sabtu, 20 Desember mendatang. Acara ini diketuai oleh Arifto Juniardi, S.Pd dari Program Studi Pendidikan Olah Raga Program Pascasarjana UNJ. Acara di awali dengan MC oleh Mansyur Romadon Putra, S.Pd, Tilawah oleh Rafhi Febryan Putera, S.Pd., lalu dilanjutkan dengan doa agar acara bisa berjalan dengan lancar dan penuh keberkahan. Doa dipimpin oleh ustadz. Parwis L. Palembani yang setelahnya diberikan penghargaan sebagai guru teladan versi HIMMPAS UNJ.
Mansyur Romadon Putra, S.Pd (MC)
Pak Asep Supena (kiri) dan Ust. Parwis L. Palembani (kanan)
Acara di buka oleh keynote speaker yang juga merupakan Pembina HIMMPAS UNJ yakni Bapak Dr. Asep Supena, M.Psi. Beliau menyampaikan apresiasinya terhadap acara Seminar Edunation ini, serta beliau juga sedikit membahas beberapa permasalahan pendidikan yang menyangkut tema seminar. “Pembelajaran terintegrasi yang dilakukan di sekolah saat ini, bukanlah pembelajaran terintegrasi, melainkan pelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu pelajaran atau tema. Pembelajaran terintegrasi yang sebenarnya adalah di ambil dari teori integrated learning ini bukan menggabungkan beberapa mata pelajaran tapi mengangkat satu tema yang kemudian di dalamnya terdapat beberapa ilmu-ilmu lain yang saling terkait dalam tema tersebut. Misalnya saja tema sepeda, dari segi fungsi, maka sepeda bisa digunakan sebagai alat untuk olah raga, maka tema olah raga masuk di situ. Setelah itu anak-anak melihat roda berputar, maka ada pelajaran matematika yang bisa menghitung tinggi, jari-jari, dan luas lingkaran dari roda, serta gerakan roda di tinjau dari segi ilmu fisika. Begitulah pembelajaran terintegrasi atau integrated learinig. Begitu ujar dosen yang juga cukup concern di bidang kurikulum ini.
Pak Rohmani (kiri) dan Pak Zulherman (kanan).
Selanjutnya acara seminar sesi pertama, menghadirkan Bapak Rohmani, S.Pd., MA. yang merupakan anggota DPR RI Komisi X 2009-2014 dan Bapak Dedi Dwitagama, MM., M.Si. dari kalangan praktisi yang merupakan salah satu guru kreatif. Bapak Rohmani menyampaikan tentang materi sejarah kurikulum Indonesia, sedangkan pak Dedi menyampaikan tentang dilema guru sebagai ujung tombak pendidikan serta kesenjangan sarana dan prasarana kota dan desa. Kedua pemateri ini sangat antusias dalam penyampaian materinya meski dengan gaya yang berbeda. “Meski saya sudah tidak menjabat lagi, saya akan terus berkontribusi untuk Indonesia”. Begitu ujar pak Rohmani.
Pak Dedi sedang menyampaikan presentasinya.
Pak Dedi banyak membahas tentang guru, guru yang selayaknya menjadi teladan, malah banyak yang tidak layak saat ini. “Bahkan di Jakarta saja, gaji guru itu bisa sampai 12 juta lho, tapi lihat, banyak guru yang mengajar sambil merem, alias tidur. Pas di tanya kenapa begitu, jawabnya adalah karena dulu kan kita (guru) rajin tapi tidak diperhatikan, sekarang kita diperhatikan yah jadi begini, anggap saja ‘pengganti’ yang kemarin” begitu ujar beliau yang juga merupakan guru di salah satu SMK di Jakarta ini. Menurut beliau, “sekarang coba sebut, mana guru hebat di Jakarta? Atau siapa dosen hebat di UNJ? Banyak guru yang hanya asyik dengan kerjaan sendiri, asyik dengan proses administrasi, hingga tak sempat menampilkan diri.” Oleh karena itu, Pak Dedi memotivasi semua peserta untuk juga memunculkan diri, untuk menulis lalu mem-publish ke media (blog) agar tersebar ke seluruh penjuru dunia.
[dari kiri ke kanan] Muhammad Yusuf, MM (Ketua HIMMPAS UNJ), Rohmani, S.Pd., MA. (anggota DPR RI komisi X 2009-2014), Dedi Dwitagama, MM., M.Si. (Salah satu guru kreatif), Zulherman, S.Pd., MM., M.Pd. (Dosen UNIMED), Arifto Juniardi, S.Pd. (Ketua Edunation)
Pak Syarif Sumantri (el.)
Pak Budi Santoso (el.)
Setelah Istirahat acara Seminar Edunation dilanjutkan dengan sesi kedua dengan pembicara Bapak Dr. Syarif Sumantri, M.Pd. yang merupakan sekretaris Rektor UNJ dan Bapak Dr. Budi Santoso, MM. selaku Vice President Isuzu. Kedua pembicara ini membahas tentang kesiapan tenaga pendidik dalam menghadapi MEA 2015. Pak Sumantri di awal presentasinya menyatakan sedikit joke bahwa, “meski MEA sudah di depan mata, guru-guru atau dosen-dosen di Malaysia, Singapore dan lain sebagainya itu tidak akan ke Indonesia karena gaji mereka di sana jauh lebih tinggi daripada kita di sini, maka santai-santai saja”. Begitu ujar beliau dengan senyuman. Selanjutnya Pak Budi melanjutkan bahwa, “Jangan sampai kita menghadapi MEA itu seperti melihat gedebong pisang. Kalau melihat malam-malam, ada yang melambai-lambai, itu terlihat seperti apa? pocong yah? Padahal kalau didekati, cuma gedebong pisang. Yah.. cuma gedebong pisang. Jadi hati-hati yah, jangan-jangan MEA itu cuma gedebong pisang yang kita khawatirkan. So, don’t worry!” [el.]
[dari kiri ke kanan] Rafhi Febryan Putera, S.Pd., Dr. M. Syarif Sumantri, M.Pd., Dr. Budi Santoso, MM.
Semoga bisa bertemu lagi di EduNation 2015....
BalasHapus